Beberapa atlet pelajar dari SMP dan SMA terpaksa didiskualifikasi oleh Panpel.
Ketua Panpel Atletik Popda, Sukirno SPd menyatakan, kecurangan umur atlet tersebut terjadi pada tiga nomor atletik yakni lari 1.500 meter, sprint 100 meter, dan tolak peluru.
“Kami terpaksa mendiskualifikasi atlet bersangkutan karena usianya melebihi ketentuan Popda,“ kata Sukirno.
Suyanto SPd, Wakil Ketua Panpel Atletik Popda menambahkan, atlet yang didiskualifikasi itu, adalah juara II lari 1.500 meter dari SMA Negeri Karanganyar. Adapun nomor tolak peluru putra untuk juara III dari SMK Perikanan juga terkena diskualifikasi.
“Usia kelahirannya tahun 1994. Padahal mestinya untuk peserta SMA maksimal kelahiran 1995, jadi ada kelebihan umur,“ kata Suyanto. Sedangkan untuk SMP, kelahiran peserta tahun 1997.
Menang WO Selain itu, sepak takraw SLTP juga diwarnai kemenangan WO. Sebab, banyak atlet sepak takraw yang meninggalkan arena pertandingan, dan memilih ikut final bola voli membela sekolahnya. Panitia pun pasrah dan memberikan kemenangan WO kepada tim sekolah bersangkutan.
Hingga Popda SLTP kemarin, SMP 1 Mranggen masih memimpin perolehan medali emas. Di final bulu tangkis tunggal putri, Dwi Andalani (SMP 1 Mranggen) menaklukkan Azel Tiara (SMP 2 Mranggen), 21-3, 21-1.
Juara ketiga direbut Nur Aini FR (SMP 1 Sayung) yang mengalahkan Chadirotus S (MTs NU Demak), 21-6 dan 21-7.Adapun tunggal putra, emas diraih Hansen Agus Suryo (SMP 1 Mranggen) mengalahkan Fawwas Taqi (SMP 2 Demak) skor 21-6, 21-7.
Juara ketiganya Arya Bima (SMP 3 Demak) menundukkan Dwi Andika Wahyu (MTs Darul Ulum), 21-14 dan 21-18. Popda SLTP masih menyisakan pertandingan cabang bola basket, pencak silat, dan tenis meja pada Jumat (9/3) dan Minggu (11/3).
(F2-14)
Powered by Pressmart Media Ltd
mcetak.suaramerdeka.com